Proposal Seminar
PENERAPAN METODE FIELD
TRIP
UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA
SISWA KELAS X SMA
MUHAMMADIYAH 3 BANCAR
KABUPATEN TUBAN TAHUN
PELAJARAN 2011/2012
Oleh :
MINARSIH
NPM. 1105080089
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN BAHASA DAN
SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS PGRI
RONGGOLAWE (UNIROW) TUBAN
TAHUN 2011
Lembar Pengesahan
PENERAPAN METODE FIELD
TRIP
UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA
SISWA KELAS X SMA
MUHAMMADIYAH 3 BANCAR
KABUPATEN TUBAN TAHUN
PELAJARAN 2011/2012
Tuban,
15 Oktober 2011
Pembimbing
Drs.
H. Moh. Mu’minin, M.Pd.
|
Mahasiswa
Minarsih
NPM. 1105080089
|
DAFTAR ISI
Halaman
Judul................................................................................................... i
Halaman
Pengesahan......................................................................................... ii
Daftar
Isi............................................................................................................ iii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah............................................................. 1
B. Rumusan
Masalah...................................................................... 5
C. Tujuan
Penelitian....................................................................... 6
1. Tujuan
Umum...................................................................... 6
2. Tujuan
Khusus..................................................................... 6
D. Manfaat
Penelitian..................................................................... 7
1. Manfaat
Teoritis................................................................... 7
2. Manfaat
Praktis.................................................................... 7
E. Asumsi
dan Hipotesis................................................................ 8
1. Asumsi................................................................................. 8
2. Hipotesis.............................................................................. 9
F. Spesifikasi
Variabel dan Definisi Operasional.......................... 9
1. Spesifikasi
Variabel............................................................. 9
2. Definisi
Operasional............................................................ 9
BAB
II LANDASAN TEORI
A. Kemampuan
Menulis................................................................. 11
1. Definisi
Menulis.................................................................... 11
2. Definisi
Kemampuan Menulis............................................... 12
3. Tujuan
Menulis...................................................................... 13
4. Manfaat
Menulis.................................................................... 14
B. Jenis-jenis
Tulisan....................................................................... 14
C. Hakikat
Deskripsi........................................................................ 16
D. Hakikat
Menulis Deskripsi di Sekolah........................................ 18
1. Hakikat
Menulis Deskripsi di Sekolah.................................. 18
2. Tujuan
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.............. 19
3. Pembelajaran
Menulis........................................................... 20
4. Pembelajaran
Menulis Deskripsi.......................................... 21
E. Hakikat
Metode Pembelajaran.................................................... 21
BAB
III METODE PENELITIAN
A. Rancangan
Penelitian................................................................. 25
B. Tempat
dan Waktu Penelitian.................................................... 26
1. Tempat
Penelitian................................................................ 26
2. Waktu
Penelitian.................................................................. 26
C. Subjek
Penelitian........................................................................ 26
D. Prosedur
Penelitian..................................................................... 26
1. Tahap
Perencanaan Penelitian.............................................. 26
2. Tahap
Pelaksanaan Tindakan............................................... 27
3. Tahap
Penyusunan Laporan................................................. 30
E. Teknik
Pengumpulan Data......................................................... 30
F. Instrumen
Pengumpulan Data.................................................... 31
G. Teknik
Analisis Data.................................................................. 32
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Dalam era globalisasi keterampilan menulis
sangat diperlukan. Banyak pekerjaan yang menuntut seseorang terampil menulis,
misalnya wartawan, editor, pengarang, dan semua profesi yang berkaitan dengan
menulis. Keterampilan menulis ini tidak datang secara otomatis, tetapi harus
melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur.
Aktivitas menulis merupakan salah satu
manifestasi kemampuan (dan ketarampilan) berbahasa paling akhir yang dikuasai
pembelajar bahasa setelah mendengarkan, membaca dan berbicara (Nurgiyantoro,
2001: 296). Dalam buku yang sama juga dijelaskan apabila dibandingkan dengan
keterampilan berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai karena
kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai aspek lain di luar bahasa
untuk menghasilkan paragraf atau wacana yang runtut atau padu.
Menurut Nurgiyantoro (2001: 273) menulis adalah
aktivitas mengungkapkan gagasan melalui media bahasa. Batasan yang dibuat
Nurgiyantoro sangat sederhana. Menurutnya menulis hanya mengungkapkan ide,
gagasan atau pendapat dalam bahasa tulis, lepas dari mudah tidaknya tulisan
tersebut dipahami oleh pembaca.
Menulis
sebagai suatu kegiatan berbahasa yang bersifat aktif dan produktif merupakan
kemampuan yang menuntut adanya kegiatan encoding yaitu kegiatan untuk
menghasilkan atau menyampaikan bahasa kepada pihak lain melalui tulisan.
Kegiatan
berbahasa yang produktif adalah kegiatan menyampaikan gagasan, pikiran, atau
perasaan oleh pihak penutur, dalam hal ini penulis. Sebenarnya kegiatan
produktif terdiri dari dua macam yaitu berbicara dan menulis. Meskipun
sama-sama merupakan kegiatan produktif, kegiatan tersebut mempunyai perbedaan
yang utama, yaitu pada media dan sarana yang digunakan. Berbicara menggunakan
sarana lisan, sedangkan menulis menggunakan sarana tulisan. Disamping itu,
berbicara merupakan aktifitas memberi dan menerima bahasa, yaitu menyampaikan
gagasan pada lawan bicara pada waktu yang bersamaan menerima gagasan yang
disampaikan lawan bicara. Jadi dalam berbicara terjadi komunikasi timbal-balik,
hal yang tidak dapat ditemui dalam menulis. Sementara itu, menulis adalah
kegiatan menyampaikan gagasan yang tidak dapat secara langsung diterima dan
dikoreksi oleh pihak yang dituju.
Kegiatan
menulis, khususnya menulis deskripsi dalam dunia persekolahan termasuk dalam
aktifitas pembelajaran yang memprihatinkan. Pada jenjang SMA/MA kelas X
kegiatan tersebut diwujudkan dengan standar kompetensi yang berbunyi :
Menuangkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (narasi, deskripsi,
eksposisi). Adapun kompetensi dasar berbunyi : Menulis hasil observasi dalam
bentuk paragraf deskripsi.
Selama
ini pembelajaran menulis deskripsi dilakukan secara konvensional. Dalam arti
siswa diberi sebuah teori menulis deskripsi kemudian siswa melihat contoh dan
akhirnya siswa ditugasi untuk membuat paragraf atau wacana deskripsi baik
secara langsung atau dengan jalan melanjutkan tulisan yang ada.
Kesimpulan
tersebut diperkuat dengan adanya fakta bahwa media atau sumber belajar yang
variatif tidak dimunculkan oleh guru. Sumber belajar diluar guru yang dapat
dimanfaatkan oleh siswa yaitu buku teks dan LKS bahasa Indonesia. Oleh karena
itu, suasana belajar mengajar tentang keterampilan menulis menjadi membosankan
dan siswa merasa jenuh mengikuti proses pembelajaran tersebut. Selain itu siswa
belum mampu mengidentifikasikan sebuah peristiwa ataupun gambaran yang ada
dalam pikiran masing-masing untuk dirangkai ke dalam bentuk tulisan atau dalam
kata lain siswa kurang dapat menggali ide dan gagasan. Padahal guru sudah
menentukan tema tulisan secara jelas.
Fenomena
yang saat ini terjadi dalam pembelajaran menulis di sekolah khususnya SMA
Muhammadiyah 3 Bancar berdasarkan survei yang telah dilaksanakan menunjukkan
rendahnya kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis siswa kelas X. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti rendahnya
keterampilan menulis siswa, khususnya menulis deskripsi disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya (1) adanya minat dan motivasi siswa yang masih
rendah, (2) kurangnya pembiasaan terhadap tradisi menulis menyebabkan siswa
menjadi terbebani apabila mendapatkan tugas untuk menulis, (3) sebagian siswa
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat menuangkan ide dan gagasannya,
(4) siswa belum mampu dalam menuangkan ide/gagasan dengan baik, (5) siswa
kurang bisa mengembangkan bahasa, (6) hasil tulisan siswa belum mencapai
ketuntasan belajar.
Melihat kondisi demikian, akhirnya peneliti berusaha
memberikan solusi alternatif dalam pembelajaran menulis supaya segala
permasalahan serta kendala yang terdapat pada siswa maupun guru dapat teratasi.
Akhirnya setelah adanya diskusi antara pihak peneliti dan guru bahasa Indonesia
setempat penelitian tentang permasalah dalam menulis deskripsi perlu dilakukan.
Penggunaan metode yang tepat agar dapat memperbaiki
dan meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis. Selain itu cara mengajar
guru harus menggunakan teknik pembelajaran yang bervariasi secara kreatif.
Merujuk pada segala permasalahan di atas, guru bersama peneliti menbuat
berbagai solusi dalam pembelajaran menulis salah satunya pada penggunaan
metode.
Penelitian tentang peningkatan keterampilan menulis
dengan menggunakan metode field trip dilakukan karena melihat kondisi
siswa dalam menerima materi menulis belum sesuai dengan harapan. Selain itu,
peneliti beranggapan metode pengajaran dan pembelajaran yang digunakan oleh
guru dengan metode ceramah dan media contoh-contoh belum mengalami perubahan terhadap
hasil pekerjaan siswa dalam menulis. Masalah lain yang muncul siswa akan
berpersepsi negatif terhadap materi menulis, karena metode dan media yang digunakan
terkesan membosankan dan membingungkan.
Field trip merupakan pesiar (ekskursi) yang digunakan oleh para peserta didik
untuk melengkapi pengalaman belajar tertentu dan merupakan bagian integral dari
kurikulum sekolah (Sagala, 2006: 214). Dengan field trip sebagai metode
belajar mengajar anak didik dibawah bimbingan guru mengunjungi tempat-tempat
tertentu dengan maksud untuk belajar. Hal ini sangat sesuai untuk meningkatkan
pembelajaran menulis deskripsi karena dengan mendekatkan objek belajar dengan
siswa akan lebih memudahkan siswa untuk menuangkan ide- ide ke dalam tulisan. Selain
itu dengan metode ini akan membuat siswa lebih nyaman dan senang ketika pembelajaran
berlangsung dan dapat melatih siswa untuk menggunakan waktu secara efektif.
Berdasarkan diskusi antara peneliti dan guru bahasa
Indonesia metode field trip digunakan sebagai salah satu sarana dalam
memilih judul sebagai bahan untuk penelitian “Penerapan Metode Field Trip Untuk
Meningkatkan Kemampuan Menulis Deskripsi Pada Siswa Kelas X Di SMA Muhammadiyah
3 Bancar Kabupaten Tuban Tahun Pelajaran 2011/2012”.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang
masalah diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah penerapan metode field trip dapat
meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis deskripsi siswa kelas X SMA
Muhammadiyah 3 Bancar Tahun Pelajaran 2011/2012 ?
2. Apakah penerapan metode field trip dapat
meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis deskripsi siswa kelas X SMA
Muhammadiyah 3 Bancar Tahun Pelajaran 2011/2012 ?
C. Tujuan
Penelitian
1. Tujuan
Umum
Tujuan
yang ingin dicapai adalah untuk memperoleh data guna membuktikan ada atau
tidaknya peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis deskripsi
dengan penerapan metode field trip siswa kelas X SMA Muhammadiyah 3 Bancar
Kabupaten Tuban Tahun Pelajaran 2011/2012.
2. Tujuan
Khusus
Tujuan
penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
a. Untuk
meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis deskripsi siswa kelas X SMA
Muhammadiyah 3 Bancar melalui penerapan metode field trip.
b. Untuk
meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis deskripsi siswa kelas X SMA Muhammadiyah
3 Bancar melalui penerapan metode field trip.
D. Manfaat
Penelitian
1. Manfaat
Teoritis
Hasil penelitian ini
dapat digunakan sebagai :
a. Bahan
kajian dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis
deskripsi.
b. Memberikan
wawasan dan pengetahuan mengenai pembelajaran menulis deskripsi.
2. Manfaat
Praktis
a. Bagi
Siswa
1)
Memberi kemudahan bagi
siswa dalam menemukan ide tulisan.
2)
Menjadikan suasana
pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa.
3)
Meningkatkan kemampuan
menulis deskripsi siswa.
b. Bagi
Guru
1) Mengatasi
kesulitan pembelajaran menulis deskripsi yang dialami guru.
2) Menjadi
acuan bagi guru untuk membuat pembelajaran menulis deskripsi lebih kreatif dan
inovatif.
c. Bagi
Peneliti/Penulis
1) Mengaplikasikan
teori yang diperoleh.
2) Menambah
pengalaman peneliti dalam penelitian yang terkait dengan pembelajaran menulis.
E. Asumsi
dan Hipotesis
1. Asumsi
Asumsi
atau anggapan dasar adalah segala kebenaran, teori, atau pendapat yang
dijadikan landasan dalam suatu penelitian. Adapun yang menjadi asumsi dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
“Field trip merupakan pesiar (ekskursi) yang digunakan oleh
para peserta didik untuk melengkapi pengalaman belajar tertentu dan merupakan
bagian integral dari kurikulum sekolah”. (Sagala, 2006: 214).
Field trip sebagai salah satu metode pembelajaran juga diasumsikan dapat meningkatkan aktivitas tersebut,
terutama menulis deskripsi siswa. Deskripsi merupakan tulisan yang tujuannya
memberi perincian atau detail tentang objek sehingga dapat memberikan pengaruh
sensifitas dan imajinasi pembaca atau pendengar. Field trip yang
merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan di luar kelas merupakan salah
satu sarana untuk mendekatkan siswa dengan objek yang dituju. Hal ini dilakukan
karena dalam pembelajaran menulis deskripsi perlu adanya observasi langsung
pada suatu objek yang akan dijadikan sumber deskripsi. Dengan digunakan metode field
trip diharapkan kemampuan menulis deskripsi siswa meningkat.
Dengan field trip sebagai metode belajar mengajar
anak didik dibawah bimbingan guru mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan
maksud untuk belajar. Hal ini sangat sesuai untuk meningkatkan pembelajaran
menulis deskripsi karena dengan mendekatkan objek belajar dengan siswa akan
lebih memudahkan siswa untuk menuangkan ide- ide ke dalam tulisan. Selain itu
dengan metode ini akan membuat siswa lebih nyaman dan senang ketika pembelajaran
berlangsung dan dapat melatih siswa untuk menggunakan waktu secara efektif.
2. Hipotesis
Dengan digunakannya metode field trip dalam
pembelajaran menulis deskripsi akan membantu siswa dalam kegiatan menulis
deskripsi sehingga dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran
menulis deskripsi.
Dengan demikian, dapat dirumuskan hipotesis bahwa
penggunaan metode field trip dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil
pembelajaran menulis deskripsi siswa kelas X SMA
Muhammadiyah 3 Bancar Kabupaten Tuban Tahun Pelajaran 2011/2012.
F.
Spesifikasi Variabel
dan Definisi Operasional
1. Spesifikasi
Variabel
a. Variabel
bebas
Penulis/peneliti
menggolongkan dalam variabel ini adalah penerapan metode field trip.
b. Variabel
terikat
Penulis/peneliti
menggolongkan dalam variabel ini adalah kemampuan menulis deskripsi.
2. Definisi
Operasional
Agar tidak terjadi kesalahpahaman pengertian dan makna
terhadap beberapa istilah yang dipakai dalam penelitian ini, maka diperlukan
adanya batasan-batasan istilah secara teknis.
a. Penerapan
adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk
mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu
kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya.
b. Metode
Field Trip adalah suatu pengajaran di lakukan dengan jalan mengajak anak-anak
keluar kelas untuk dapat memperlihatkan hal-hal atau peristiwa yang ada
hubungannya dengan bahan pelajaran.
c. Kemampuan
menulis adalah kesanggupan seseorang untuk melakukan menulis yang baik dan
benar.
d.
Deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang hidup dan berpengaruh. Karangan
deskripsi berhubungan dengan pengalaman pancaindera seperti penglihatan,
pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasaan. Deskripsi memberikan suatu
gambaran tentang suatu peristiwa atau kejadian dan masalah. Untuk menulis suatu
deskripsi yang baik seseorang pengarang harus dekat kepada objek dan masalah
dengan semua pancaindera (Parera, 1993: 5).
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A. Kemampuan
Menulis
1. Definisi
Menulis
Untuk mengemukakan pengertian menulis, kita
perlu mengkaji beberapa pengertian menulis yang telah dikemukakan oleh para
ahli dalam bidangnya. Menulis merupakan proses, yaitu proses penulisan dengan
melakukan kegiatan beberapa tahap, yakni tahap prapenulisan, tahap penulisan,
dan tahap revisi.
Seperti yang dikatakan oleh H.G. Tarigan (dalam
Suriamiharja dkk. 1983) bahwa menulis ialah :
“... menurunkan atau
melukiskan lambing grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh
seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang – lambang grafik tersebut
kalau mereka memehami bahasa dan gambar grafik tersebut”.
Menulis
adalah menyampaikan ide atau gagasan dan pesan dengan menggunakan lambang grafik
(tulisan). Tulisan adalah suatu system komunikasi manusia yang menggunakan
tanda-tanda yang dapat dibaca atau dilihat dengan nyata. Tarigan (dalam Agus
Suriamiaharja, 1996 : 1), mengembangkan bahwa : “Menulis adalah menurunkan atau
melukiskan lambang – lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang
dipakai oleh seseorang, sehinga orang lain dapat membaca lambang – lambanga
grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut “.
Sedangkan Robert Lodo (dalam Suriamiaharja, 1996 : 1), mengatakan bahwa :
“Menulis adalah menempatkan simbol – simbol grafik yang menggambarkan suatu
bahasa yang dimengerti oleh seseorang, kemudian dapat dibaca oleh orang lain
yang memahami bahasa tersebut beserta simbol – simbol grafiknya”. Dari uraian di
atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah kemampuan seseorang dalam
melukiskan lambang – lambang grafik untuk menyampaikan ide atau gagasan yang
dapat dimengerti oleh orang lain .
Mengemukakan
gagasan secara tertulis tidaklah mudah. Agar mudah, penulis dituntut mempunyai
kemampuan berpikir yang memadai dan berbagai aspek lainnya, misalnya :
penguasaan materi tulisan, pengetahuan bahasa tulis, motivasi yang kuat, dan
adanya pembelajaran dari seorang guru atau instruktur agar tujuan yang
diharapkan tercapai.
2. Definisi
Kemampuan Menulis
Kemampuan
adalah kesanggupan seseorang unruk melakukan sesuatu. Menulis merupakan salah
satu kegiatan keterampilan berbahasa dari empat keterampilan berbahasa yang
harus sesuai dengan kaidah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dan dapat dievaluasi
secara obyektif karena berbentuk konkrit. Dengan demikian, kemampuan menulis
adalah kesanggupan seseorang untuk melakukan menulis yang baik dan benar.
Dengan
demikian, kemampuan menulis lebih banyak diperoleh dari pengalaman
berulang-ulang melalui struktur dan proses meskipun sedikit banyak berperan
juga faktor bakat.
3. Tujuan
Menulis
Seseorang
melakukan kegiatan menulis pasti mempunyai tujuan. Tujuannya bervariasi. Secara
garis besar, Tarigan (1994:23) mengemukakan tujuan menulis sebagai berikut :
a. Memberitahukan
atau mengajar, yang disebut wacana informatif.
b. Meyakinkan
atau mendesak, yang disebut wacana persuasif.
c. Menghibur
atau menyenangkan yang mengandung tujuan estetik disebut wacana kesastraan.
d. Mengekspresikan
perasaan dan emosi yang kuat disebut wacana ekspresif.
Berdasarkan
uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa menulis mengandung tujuan untuk
melatih diri siswa/mahasiswa/seseorang memiliki kompetensi menulis untuk
menyampaiakan pendapat, gagasan, dan perasaannya. Selain itu, tujuan menulis
adalah untuk menyampaikan maksud atau sesuatu kepada orang lain/pembaca. Oleh
karena itu, kegiatan menulis akan menghasilkan beragam jenis tulisan sesuai
dengan maksud dan tujuan penulis.
4. Manfaat
Menulis
Menulis
merupakan kegiatan yang memiliki manfaat bagi diri penulis ataupun bagi orang
lain.
Seorang
penulis dalam menulis harus memiliki keterampilan menyerap, mencari, dan
menguasai informasi yang berhubungan dengan topik tulisan sehingga dengan
wawasan itu pembaca menjadi ketagihan membbaca tulisannya karena pembaca merasa
puas. Hal-hal itulah yang menyebabkan kegiatan menulis merupakan sesuatu yang
sangat sulit sehingga siswa kurang berminat untuk dapat menulis dengan baik dan
benar.
Berdasarkan
uraian tersebut, dapat dilihat berbagai manfaat manulis, yaitu :
a. Sebagai
alat komunikasi
b. Dapat
membantu kepada kita menjelaskan pikiran-pikiran kita
c. Dapat
menggali dan mengembangkan kemampuan/kompetensi seseorang untuk mengembangkan
potensi dan gagasannya.
d. Dengan
menulis seseorang lebih mudah memecahkan permasalahan karena terbiasa berpikir
secara sistematis dan dapat berbahasa secara tertib dan teratur
B. Jenis-jenis
Tulisan
Menurut Semi (1993: 5) terdapat empat bentuk
pengembangan tulisan yaitu narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi.
Sementara itu, Keraf (1981: 6-7) membagi karangan atau wacana menjadi lima
jenis berdasarkan tujuan umum yang tersirat dibalik wacana tersebut, yaitu
eksposisi, argumentasi, persuasi, deskripsi, dan narasi.
- Narasi
Menurut Semi (1993: 32) narasi merupakan bentuk tulisan yang bertujuan
menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan
perkembangan karangan dan tulisan yang bersifat menyejarah sesuatu berdasarkan
perkembangan dari waktu ke waktu. Narasi mementingkan urutan kronologis suatu
peristiwa, kejadian, dan masalah (Parera, 1993: 5). Narasi bisa berisi fakta,
bisa pula fiksi atau rekaman yang direka-reka atau dikhayalkan oleh
pengarangnya saja yang berbentuk fakta contohnya biografi, autobiografi,
kisah-kisah sejati. Sedangkan yang berbentuk fiksi antara lain novel, cerpen,
cerbung (Murahimin, 1999: 97).
- Deskripsi
Deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang hidup dan berpengaruh. Karangan
deskripsi berhubungan dengan pengalaman pancaindera seperti penglihatan,
pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasaan. Deskripsi memberikan suatu
gambaran tentang suatu peristiwa atau kejadian dan masalah. Untuk menulis suatu
deskripsi yang baik seseorang pengarang harus dekat kepada objek dan masalah
dengan semua pancaindera (Parera, 1993: 5).
- Eksposisi
Eksposisi merupakan tulisan yang bertujuan menjelaskan atau memberikan
informasi tentang sesuatu (Semi, 1993: 36). Dalam hal wacana eksposisi, yang
dipaparkan itu adalah buah pikiran atau ide, perasaan atau pendapat penulisnya untuk
diketahui orang lain. Oleh karena itu, terlebih dahulu haruslah ada suatu hal,
suatu buah pikiran, atau suatu isi hati, atau suatu pendapat yang akan kita
ungkapkan.
- Argumentasi
Argumentasi merupakan satu bentuk karangan eksposisi yang khusus. Pengarang
argumentasi berusaha untuk meyakinkan atau membujuk pembaca atau pendengar
untuk percaya dan menerima apa yang dikatakan, dalam hal ini selalu membutuhkan
pembuktian dengan objektif dan menyakinkan. Pengarang dapat mengajukan
argumennya berdasarkan 1) contoh-contoh, 2) analogi, 3) akibat ke sebab, 4)
sebab akibat dan 5) pola-pola deduktif (Parera, 1993: 6).
- Persuasi
Persuasi merupakan bentuk tulisan ynag menyimpang dari argumentasi. Hal ini
disebabkan dalam persuasi terdapat usaha untuk membujuk dan menyakinkan pembaca
didasarkan pada kelogisan pembuktian fakta-fakta yang disajikan.
C. Hakikat
Deskripsi
Deskripsi berasal dari kata decription yang
berarti uraian atau lukisan. Arti deskripsi menurut Keraf (1981: 93) merupakan
sebuah bentuk tulisan yang bertahan dengan usaha para penulis untuk memberikan
perincianperincian dan objek yang sedang dibicarakan. Kata deskripsi berasal
dari kata Latin describera yang berarti menulis tentang atau membeberkan
sesuatu hal, sebaliknya kata deskripsi dapat diterjemahkan menjadi pemerian
yang berasal dari kata peri-memerikan yang berarti melukiskan sesuatu
hal.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Sumarlam (2003:
210) wacana deskripsi pada dasarnya berupa rangkaian tuturan yang memaparkan
atau melukiskan sesuatu baik berdasarkan pengalaman maupun pengetahuan penuturnya.
Tujuan yang ingin dicapai oleh wacana ini adalah tercapainya pengalaman yang
agak imajinatif terhadap sesuatu, sehingga pembaca atau pendengar merasa
seolah-olah ia mengalami atau mengetahuinya secara langsung. Sedangkan dalam
Menulis Efektif deskripsi adalah tulisan yang tujuannya memberikan perincian
atau detail tentang objek sehingga dapat memberi pengaruh pada sensitivitas dan
imajinasi pembaca atau pendengar. Bagaimana mereka ikut melihat atau mendengar
merasakan atau mengalami sendiri secara langsung objek tersebut (Semi, 1993:
42).
Interpretasi penulis dalam wacana deskripsi sangat
kuat pengaruhnya. Kemunculan wacana deskripsi hampir selalu menjadi bagian dari
wacana yang lain. Objek yang dipaparkan dalam wacana deskripsi misalnya tetang
sketsa pemandangan, perwatakan, suasana ruang dll. Semi (1993: 42) menyatakan
beberapa ciri tanda penulisan atau karangan deskripsi yaitu:
a. Deskripsi lebih berupaya memperlihatkan detail atau
perincian tentang objek.
b. Deskripsi lebih bersifat memberi pengaruh sensitivitas.
c. Deskripsi disampaikan dengan gaya memikat dan dengan
pilihan kata (diksi) yang menggugah.
d. Deskripsi lebih banyak memaparkan tentang sesuatu yang
dapat didengar, dilihat, dan dirasakan sehingga objeknya pada umumnya benda,
alam, warna, dan manusia.
e. Organisasi penyampaian lebih banyak menggunakan
susunan paparan terhadap suatu detail.
D. Hakikat
Menulis Deskripsi di Sekolah
1. Hakikat
Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hal atau
tujuan, bukan hanya mengingat melainkan juga mengalami. Hasil belajar bukan
suatu penguasaan hasil latihan melainkan merupakan perilaku. Belajar sebagai
suatu proses yang komplek dan berkesinambungan memiliki unsur- unsur dinamis di
dalamnya, antara lain :
a.
Motivasi Siswa
Motivasi merupakan dorongan seseorang untuk melakukan suatu perbuatan atau
tindakan. Motivasi belajar dapat bersumber dari siswa dan rangsangan dari luar
siswa.
b.
Bahan Belajar
Bahan belajar merupakan hal yang diajarkan kepada siswa. Dalam menentukan
bahan belajar guru harus memperhatikan dan menyesuaikannya dengan tujuan
belajar.
c.
Alat Bantu Belajar
Alat bantu belajar dapat disebut alat peraga atau media belajar. Media
belajar merupakan peralatan yang digunakan selama proses belajar supaya proses
tersebut dapat berjalan dengan baik.
d.
Suasana Belajar
Suasana belajar merupakan kondisi yang tercipta selama proses belajar.
Suasana sangat mendukung keberhasilan belajar siswa dan dapat menimbulkan
motivasi siswa.
e.
Kondisi Subjek Belajar
Kondisi subjek belajar tidak lain adalah siswa itu sendiri. Kondisi siswa
turut membantu keberhasilan pembelajaran mengingat dalam proses pembelajaran
terdapat tiga hal pokok yakni input, proses, dan output.
Sedangkan pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan
yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan atau nilai
yang baru (Sagala, 2006: 61). Pembelajaran adalah suatu proses dimana
lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta
dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan
sebuah respon terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subjek khusus
dari pendidikan.
2. Tujuan
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia akan memberikan peranan
yang kuat bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Secara umum tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia berdasarkan
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang tercantum dalam kurikulum tingkat
satuan pendidikan (KTSP) sebagai berikut:
a. Peserta didik menghargai dan membanggakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan (nasional) dan bahasa negara.
b.
Peserta didik memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi
serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan,
keperluan, dan keadaan.
c.
Peserta didik memiliki kemampuan intelektual, kematanganemosional, dan
kematangan sosial.
d.
Peserta didik memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan
menulis).
e.
Peserta didik mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk
mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan
kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
f.
Peserta didik menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai
khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
3. Pembelajaran
Menulis
Dalam pembelajaran menulis guru harus dapat membuat siswa mampu
mengungkapkan gagasan yang terdapat dalam benaknya dalam bentuk tulisan dengan
menggunakan tanda baca, struktur ejaan yang benar, serta kalimat yang runtut
yang akan menghasilkan paragraf yang baik.
4. Pembelajaran
Menulis Deskripsi
Menulis merupakan suatu aspek yang harus diajarkan kepada siswa yang
terangkum dalam mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
Di dalam kurikulum saat ini untuk kelas X ada beberapa keterampilan menulis
yang harus dikuasi oleh siswa, baik menulis dalam ranah kebahasaan maupun dalam
ranah sastra. Salah satu kemampuan menulis yang harus dikuasai siswa kelas X
adalah menulis deskripsi. Dalam silabus mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Kompetensi Dasar yang harus
dikuasai oleh siswa tentang menulis deskripsi yang berbunyi: Menulis Hasil
Observasi Dalam Bentuk Paragraf Deskripsi. Kompetensi ini berada di semester I
bersama kemampuan menulis narasi dan eksposisi.
E. Hakikat
Metode Pembelajaran
Metodologi adalah tata cara memudahkan sehingga dalam
proses belajar-mengajar perlu dicapai dan dikembangkan oleh guru (Nababan,
1993: 3). Oleh karena itu, dalam belajar bahasa perlu dikembangkan metodologi
pengajaran bahasa secara cermat sesuai dengan kebutuhan, situasi, dan kondisi
siswa. Metodologi dalam pengajaran bahasa mengacu pada prosedur dan aktivitas
yang akan digunakan untuk mengajarkan silabus agar memudahkan dalam mengajar
bahasa. Seorang guru selalu berusaha menggunakan metode mengajar yang paling
efektif dan memakai alat atau media yang terbaik.
Pelaksanaan pembelajaran bahasa sangat dipengaruhi
oleh pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru. Pendekatan sangat
berpengaruh terhadap penentuan tujuan pembelajaran, metode dan teknik apa yang
digunakan. Istilah pendekatan, metode, dan teknik sering dipakai secara tumpang
tindih. Metode pembelajaran tidak ada yang sempurna. Setiap metode selalu
memiliki kekurangan dan kelebihan. Meskipun selalu banyak dilakukan penelitian
dan eksperimen yang diadakan mengenai metode-metode mana yang paling efektif,
tetapi masih tetap sulit untuk membuktikan secara ilmiah metode mana yang
paling baik (Nababan, 1993: 150-151).
Kadang-kadang dalam proses belajar siswa perlu diajak
ke luar sekolah, untuk meninjau tempat-tempat atau objek yang lain. Salah satu
metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis deskripsi adalah field
trip.
Menurut Sagala (2006: 214) field trip adalah
pesiar yang dilakukan oleh para peserta didik untuk melengkapi pengalaman belajar
tertentu dan merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah. Dengan field
trip sebagai metode belajar mengajar, anak didik di bawah bimbingan guru
mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan maksud untuk belajar.
Adapun tujuan teknik ini adalah dengan melaksanakan field
trip diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari objek yang
dilihatnya, dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang serta dapat
bertanggung jawab. Mungkin dengan jalan demikian mereka mampu memecahkan
persoalan yang dihadapi dalam pembelajaran (Roestiyah, 2001:85).
Adapun menurut Roestiyah (2001: 87) keunggulan metode field
trip sebagai berikut:
a. Siswa dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan
yang dilakukan petugas pada objek karyawisata itu, serta mengalami dan
menghayati langsung apa pekerjaan mereka.
b. Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para petugas
secara individu maupun secara kelompok dan dihayati secara langsung yang akan
memperdalam dan memperluas pengalaman mereka.
c. Dalam kesempatan ini siswa dapat bertanya jawab,
menemukan sumber informasi yang pertama untuk memecahkan segala persoalan yang dihadapi.
d. Dengan objek yang ditinjau itu siswa dapat memperoleh
bermacam-macam pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi.
Agar penggunaan teknik karya wisata
dapat efektif, maka pelaksanaannya perlu memeperhatikan langkah-langkah sebagai
berikut:
(a) Persiapan Dimana
guru perlu menetapkan tujuan pembelajaran dengan jelas, mempertimbangkan
pemilihan teknik, menghubungi pemimpin obyek yang akan dikunjungi untuk merundingkan
segala sesuatunya, penyusunan rencana yang masak, membagi tugas-tugas,
mempersiapkan sarana, pembagian siswa dalam kelompok, serta mengirim utusan,
(b) Pelaksanaan
karya wisata, dimana pemimpin rombongan mengatur segalanya dibantu
petugas-petugas lainnya, memenuhi tata tertib yang telah ditentukan bersama,
mengawasi petugas-petugas pada setiap seksi, demikian pula tugas-tugas kelompok
sesuai dengan tanggungjawabnya, serta memberi petunjuk bila perlu,
(c) Akhir karya
wisata, pada waktu itu siswa mengadakan diskusi mengenai segala hal hasil karya
wisata, menyusun laporan atau paper yang memuat kesimpulan yang diperoleh,
menindaklanjuti hasil kegiatan karya wisata seperti membuat grafik, gambar,
model-model, dan lainnya.
Dapat
disimpulkan bahwa kelebihan yang dimiliki metode field trip menerapkan prinsip
pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran, membuat
bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan
yang ada di masyarakat dan pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A. Rancangan
Penelitian
Adapun
rancangan yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah berbentuk Penilaian
Tindakan Kelas (PTK).
Penilaian
Tindakan Kelas (PTK) yaitu
penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik
pembelajaran di kelas (Suhardjono dalam Arikunto, 2007: 58). PTK memiliki ciri
khusus yang membedakan dengan jenis penelitian lain. Berkaitan dengan ciri
khusus tersebut, Suharsimi Arikunto, dkk. (2007: 62) menjelaskan ada beberapa
karakteristik PTK tersebut, antara lain: (1) adanya tindakan yang nyata yang
dilakukan dalam situasi yang alami dan ditujukan untuk menyelesaikan masalah,
(2) menambah wawasan keilmiahan dan keilmuan, (3) sumber permasalahan berasal dari
masalah yang dialami guru dalam pembelajaran, (4) permasalahan yang diangkat
bersifat sederhana, nyata, jelas, dan penting, (5) adanya kolaborasi antara
praktikan dan peneliti, (6) ada tujuan penting dalam pelaksanaan PTK, yaitu me
ningkatkan profesionalisme guru, ada keputusan kelompok, bertujuan untuk
meningkatkan dan menambah pengetahuan.
Prinsip utama dalam PTK adalah adanya pemberian
tindakan yang diaplikasikan dalam siklus-siklus yang berkelanjutan. Siklus yang
berkelanjutan tersebut digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis. Dalam
siklus tersebut, penelitian tindakan diawali dengan perencanaan tindakan (planing).
Tahap berikutnya adalah pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing)
dan refleksi (reflecting) (Suharsimi, Arikunto dkk., 2007: 104). Keempat
aspek tersebut berjalan secara dinamis. PTK merupakan penelitian yang
bersiklus. Artinya, penelitian ini dilakukan secara berulang dan berkelanjutan
sampai tujuan penelitian dapat tercapai. Secara jelas, langkah- langkah
tersebut digambarkan sebagai berikut:
B. Tempat
dan Waktu Penelitian
1. Tempat
penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 3 Bancar secara khusus, penelitian
dilakukan di kelas X SMA Muhammadiyah 3 Bancar, kkarena permasalahan yang
muncul didalamnya terkait dengan pembelajaran menulis deskripsi.
2. Waktu
Penelitian
Penelitian
ini dimulai bulan Maret sampai Agustus 2012.
C. Subjek
Penelitian
Subjek
dari penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Muhammadiyah 3 Bancar.
D. Prosedur
Penelitian
Prosedur
penelitian ini meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
1. Tahap
Perencanaan Penelitian
Kegiatan yang dilakukan
oleh peneliti pada tahap ini adalah :
a. Melakukan
survei awal tentang pembelajaran menulis deskripsi di kelas X SMA Muhammadiyah
3 Bancar.
b. Mengidentifikasi
masalah pembelajaran menulis deskripsi yang terdapat di kelas X SMA
Muhammadiyah 3 Bancar.
c. Menganalisis
masalah secara mendalam dengan mengacu pada teori-teori yang relevan.
d. Menyusun
bentuk tindakan yang sesuai untuk mengatasi permasalahan yang di temukan dengan
memanfaatkan metode field trip pada siklus pertama dan kedua.
e. Menyusun
jadwal penelitian dan rancangan pelaksanaan tindakan.
f. Menyusun
lembar observasi dan lembar evaluasi kerja siswa yang berupa rubrik penilaian
hasil kerja siswa berupa tulisan deskripsi.
2.
Tahap Pelaksanaan Tindakan
Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya kualitas
proses dan hasil pembelajaran menulis deskripsi pada siswa kelas X SMA Muhammadiyah
3 Bancar melalui pengoptimalan pemanfaatan metode field trip. Setiap
tindakan menunjukkan peningkatan indikator tersebut yang dirancang dalam satu
siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu (1) perencanaan tindakan,
(2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, serta (4) analisis dan refleksi untuk
perencanaan siklus berikutnya. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus.
1)
Rancangan Siklus I
a.
Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan guru menyusun:
1.
Perangkat pembelajaran, berupa penentuan kompetensi dasar yang akan
dicapai.
2.
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai berikut:
-
Guru membuka pelajaran.
- Guru memberikan apersepai mengenai pengetahuan siswa terhadap
macam-macam paragraf untuk mengetahui skemata mereka.
- Guru memberikan materi tentang tulisan deskripsi.
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang materi yang sedang diajarkan.
- Guru bersama dengan siswa melakukan field trip ke
suatu tempat yang telah ditentukan.
- Guru membagikan lembar kerja dan menugaskan siswa
untuk menulis deskripsi berdasarkan hasil observasi.
- Tahap Pelaksanaan
Tahap ini dilakukan dengan melaksanakan Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah direncanakan. Pada siklus I, direncanakan satu
kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 X 45 menit, begitu juga dengan siklus II.
Tahap ini dilakukan bersamaan dengan tahap observasi.
- Tahap Observasi
Tahap ini dilakukan dengan mengamati dan menginterpretasi aktivitas
pemanfaatan metode field trip pada proses pembelajaran (aktivitas guru
dan siswa) maupun pada hasil pembelajaran menulis deskripsi yang telah
dilaksanakan untuk mendapatkan data tentang kelebihan dan kekurangan
pelaksanaan tindakan. Pengamatan difokuskan pada situasi pelaksanaan
pembelajaran, kegiatan yang dilakukan guru, dan aktivitas siswa dalam
pembelajaran. Dalam kegiatan ini, peneliti bertindak sebaga partisipan pasif
yang melakukan pengamatan dari bangku paling belakang melalui pedoman observasi
yang telah dibuat. Sesekali, peneliti berada di depan kelas untuk mengambil
gambar sebagai dokumentasi. Setelah itu, peneliti berdiskusi dengan guru
mengenai hasil akhir tindakan serta menyusun rancangan tindakan berikutnya.
- Tahap Analisis dan Refleksi
Pada tahap ini, dilakukan analisis hasil observasi dan interpretasi sehingga
diperoleh kesimpulan hal-hal yang perlu diperbaiki atau disempurnakan dan yang
telah memenuhi target. Analisis dilakukan dengan meninjau kembali hasil
observasi dan interpretasi terhadap tindakan yang telah dilakukan. Selanjutnya,
dilakukan refleksi untuk mengetahui beberapa kekurangan yang muncul dalam
pelaksanaan tindakan tersebut. Setelah itu, guru dan peneliti berdiskusi untuk
menentukan tindakan yang harus dilakukan untuk mengatasi kekurangan yang muncul
sekaligus sebagai langkah perbaikan pada pembelajaran berikutnya.
2). Rancangan Siklus
II
Siklus II dilakukan dengan tahapan-tahapan seperti pada siklus I, yaitu tahap
pelaksanaan, observasi, serta analisis dan refleksi. Akan tetapi, didahului
dengan perencanaan ulang berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh pada siklus I
(refleksi) sehingga kekurangan yang terjadi pada siklus I tidak terjadi pada
siklus II.
3. Tahap
Penyusunan Laporan
Tahap ini dilaksanakan setelah penelitian selesai dilakukan. Peneliti menyusun
laporan mengenai keberhasilan metode field trip dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran menulis deskripsi di kelas X SMA Muhammadiyah 3 Bancar berdasarkan
penelitian yang telah dilaksanakan.
E. Teknik
Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
- Observasi
Observasi yaitu dengan melakukan pengamatan proses pembelajaran menulis
deskripsi untuk melihat perkembangan sebelum dan sesudah dilakukan tindakan.
Observasi terhadap guru difokuskan pada kemampuan guru dalam mengelola kelas
serta merangsang keaktifan siswa dalam pembelajaran yang sedang berlangsung. Sementara
itu, observasi terhadap siswa difokuskan pada keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran menulis deskripsi melalui metode field trip.
- Wawancara
Wawancara yaitu dengan melakukan wawancara terhadap guru dan sejumlah siswa
untuk mengetahui pendapat mereka tentang proses pembelajaran menulis deskripsi
dengan metode field trip, kesulitan yang dihadapi serta informasi lain
yang dibutuhkan peneliti.
- Tes
Tes yaitu dengan memberikan tugas kepada siswa untuk menulis karangan
deskripsi sebelum dan sesudah adanya tindakan pemakaian metode field trip.
- Angket
Angket yaitu dengan membagikan lembar berisi beberapa pertanyaan yang
berhubungan dengan variable penelitian yang dilaksanakan. Teknik ini digunakan
untuk mengambil data yang berjumlah banyak dan tidak memungkinkan melakukan
wawancara kepada setiap siswa.
F.
Instrumen Pengumpulan
Data
Instrumen pengumpulan
data digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan sata agar pekerjaan lebih baik,
lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Dalam penelitian ini,
instrumen yang digunakan oleh peneliti adalah tes praktek lapangan dengan
membuat karangan hasil observasi ditulis pada lembar kerja siswa. Kemudian guru
memberi skor (penilaian) dengan ketentuan yang sudah ditentukan sebelunya.
G. Teknik
Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis kritis. Teknik tersebut mencakup kegiatan mengungkapkan kelebihan dan
kekurangan kerja siswa dan guru dalam proses belajar-mengajar yang terjadi di
dalam kelas selama penelitian berlangsung. Hasil analisis digunakan untuk
menyusun rencana tindakan kelas berikutnya sesuai dengan siklus yang ada.
Analisis dilakukan oleh guru dan
0 komentar:
Post a Comment