Friday 15 June 2012

Proposal Penelitian untuk Seminar


Proposal Seminar

PENERAPAN METODE FIELD TRIP
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA
SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 3 BANCAR
KABUPATEN TUBAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

UNIRO 1
  

 
Oleh :
MINARSIH
NPM. 1105080089



FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE (UNIROW) TUBAN
TAHUN 2011

Lembar Pengesahan

PENERAPAN METODE FIELD TRIP
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA
SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 3 BANCAR
KABUPATEN TUBAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012











                                                                        Tuban, 15 Oktober 2011
Pembimbing





Drs. H. Moh. Mu’minin, M.Pd.
Mahasiswa





Minarsih
NPM. 1105080089






DAFTAR ISI

Halaman Judul...................................................................................................         i
Halaman Pengesahan.........................................................................................         ii
Daftar Isi............................................................................................................         iii
BAB I      PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah.............................................................         1
B.     Rumusan Masalah......................................................................          5
C.     Tujuan Penelitian.......................................................................          6
1.      Tujuan Umum......................................................................          6
2.      Tujuan Khusus.....................................................................          6
D.    Manfaat Penelitian.....................................................................          7
1.      Manfaat Teoritis...................................................................          7
2.      Manfaat Praktis....................................................................          7
E.     Asumsi dan Hipotesis................................................................          8
1.      Asumsi.................................................................................          8
2.      Hipotesis..............................................................................          9
F.      Spesifikasi Variabel dan Definisi Operasional..........................           9
1.      Spesifikasi Variabel.............................................................          9
2.      Definisi Operasional............................................................          9
BAB II     LANDASAN TEORI
A.    Kemampuan Menulis.................................................................          11
1.      Definisi Menulis....................................................................         11
2.      Definisi Kemampuan Menulis...............................................        12
3.      Tujuan Menulis......................................................................        13
4.      Manfaat Menulis....................................................................        14
B.     Jenis-jenis Tulisan.......................................................................         14
C.     Hakikat Deskripsi........................................................................        16
D.    Hakikat Menulis Deskripsi di Sekolah........................................         18
1.      Hakikat Menulis Deskripsi di Sekolah..................................         18
2.      Tujuan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia..............         19
3.      Pembelajaran Menulis...........................................................         20
4.      Pembelajaran Menulis Deskripsi..........................................          21
E.     Hakikat Metode Pembelajaran....................................................         21
BAB III    METODE PENELITIAN
A.    Rancangan Penelitian.................................................................         25
B.     Tempat dan Waktu Penelitian....................................................         26
1.      Tempat Penelitian................................................................         26
2.      Waktu Penelitian..................................................................         26
C.     Subjek Penelitian........................................................................        26
D.    Prosedur Penelitian.....................................................................        26
1.      Tahap Perencanaan Penelitian..............................................         26
2.      Tahap Pelaksanaan Tindakan...............................................         27
3.      Tahap Penyusunan Laporan.................................................         30
E.     Teknik Pengumpulan Data.........................................................         30
F.      Instrumen Pengumpulan Data....................................................        31
G.    Teknik Analisis Data..................................................................         32



















BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Dalam era globalisasi keterampilan menulis sangat diperlukan. Banyak pekerjaan yang menuntut seseorang terampil menulis, misalnya wartawan, editor, pengarang, dan semua profesi yang berkaitan dengan menulis. Keterampilan menulis ini tidak datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur.
Aktivitas menulis merupakan salah satu manifestasi kemampuan (dan ketarampilan) berbahasa paling akhir yang dikuasai pembelajar bahasa setelah mendengarkan, membaca dan berbicara (Nurgiyantoro, 2001: 296). Dalam buku yang sama juga dijelaskan apabila dibandingkan dengan keterampilan berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai karena kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai aspek lain di luar bahasa untuk menghasilkan paragraf atau wacana yang runtut atau padu.
Menurut Nurgiyantoro (2001: 273) menulis adalah aktivitas mengungkapkan gagasan melalui media bahasa. Batasan yang dibuat Nurgiyantoro sangat sederhana. Menurutnya menulis hanya mengungkapkan ide, gagasan atau pendapat dalam bahasa tulis, lepas dari mudah tidaknya tulisan tersebut dipahami oleh pembaca.
Menulis sebagai suatu kegiatan berbahasa yang bersifat aktif dan produktif merupakan kemampuan yang menuntut adanya kegiatan encoding yaitu kegiatan untuk menghasilkan atau menyampaikan bahasa kepada pihak lain melalui tulisan.
Kegiatan berbahasa yang produktif adalah kegiatan menyampaikan gagasan, pikiran, atau perasaan oleh pihak penutur, dalam hal ini penulis. Sebenarnya kegiatan produktif terdiri dari dua macam yaitu berbicara dan menulis. Meskipun sama-sama merupakan kegiatan produktif, kegiatan tersebut mempunyai perbedaan yang utama, yaitu pada media dan sarana yang digunakan. Berbicara menggunakan sarana lisan, sedangkan menulis menggunakan sarana tulisan. Disamping itu, berbicara merupakan aktifitas memberi dan menerima bahasa, yaitu menyampaikan gagasan pada lawan bicara pada waktu yang bersamaan menerima gagasan yang disampaikan lawan bicara. Jadi dalam berbicara terjadi komunikasi timbal-balik, hal yang tidak dapat ditemui dalam menulis. Sementara itu, menulis adalah kegiatan menyampaikan gagasan yang tidak dapat secara langsung diterima dan dikoreksi oleh pihak yang dituju.
Kegiatan menulis, khususnya menulis deskripsi dalam dunia persekolahan termasuk dalam aktifitas pembelajaran yang memprihatinkan. Pada jenjang SMA/MA kelas X kegiatan tersebut diwujudkan dengan standar kompetensi yang berbunyi : Menuangkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (narasi, deskripsi, eksposisi). Adapun kompetensi dasar berbunyi : Menulis hasil observasi dalam bentuk paragraf deskripsi.
Selama ini pembelajaran menulis deskripsi dilakukan secara konvensional. Dalam arti siswa diberi sebuah teori menulis deskripsi kemudian siswa melihat contoh dan akhirnya siswa ditugasi untuk membuat paragraf atau wacana deskripsi baik secara langsung atau dengan jalan melanjutkan tulisan yang ada.
Kesimpulan tersebut diperkuat dengan adanya fakta bahwa media atau sumber belajar yang variatif tidak dimunculkan oleh guru. Sumber belajar diluar guru yang dapat dimanfaatkan oleh siswa yaitu buku teks dan LKS bahasa Indonesia. Oleh karena itu, suasana belajar mengajar tentang keterampilan menulis menjadi membosankan dan siswa merasa jenuh mengikuti proses pembelajaran tersebut. Selain itu siswa belum mampu mengidentifikasikan sebuah peristiwa ataupun gambaran yang ada dalam pikiran masing-masing untuk dirangkai ke dalam bentuk tulisan atau dalam kata lain siswa kurang dapat menggali ide dan gagasan. Padahal guru sudah menentukan tema tulisan secara jelas.
Fenomena yang saat ini terjadi dalam pembelajaran menulis di sekolah khususnya SMA Muhammadiyah 3 Bancar berdasarkan survei yang telah dilaksanakan menunjukkan rendahnya kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis siswa kelas X. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti rendahnya keterampilan menulis siswa, khususnya menulis deskripsi disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya (1) adanya minat dan motivasi siswa yang masih rendah, (2) kurangnya pembiasaan terhadap tradisi menulis menyebabkan siswa menjadi terbebani apabila mendapatkan tugas untuk menulis, (3) sebagian siswa membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat menuangkan ide dan gagasannya, (4) siswa belum mampu dalam menuangkan ide/gagasan dengan baik, (5) siswa kurang bisa mengembangkan bahasa, (6) hasil tulisan siswa belum mencapai ketuntasan belajar.
Melihat kondisi demikian, akhirnya peneliti berusaha memberikan solusi alternatif dalam pembelajaran menulis supaya segala permasalahan serta kendala yang terdapat pada siswa maupun guru dapat teratasi. Akhirnya setelah adanya diskusi antara pihak peneliti dan guru bahasa Indonesia setempat penelitian tentang permasalah dalam menulis deskripsi perlu dilakukan.
Penggunaan metode yang tepat agar dapat memperbaiki dan meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis. Selain itu cara mengajar guru harus menggunakan teknik pembelajaran yang bervariasi secara kreatif. Merujuk pada segala permasalahan di atas, guru bersama peneliti menbuat berbagai solusi dalam pembelajaran menulis salah satunya pada penggunaan metode.
Penelitian tentang peningkatan keterampilan menulis dengan menggunakan metode field trip dilakukan karena melihat kondisi siswa dalam menerima materi menulis belum sesuai dengan harapan. Selain itu, peneliti beranggapan metode pengajaran dan pembelajaran yang digunakan oleh guru dengan metode ceramah dan media contoh-contoh belum mengalami perubahan terhadap hasil pekerjaan siswa dalam menulis. Masalah lain yang muncul siswa akan berpersepsi negatif terhadap materi menulis, karena metode dan media yang digunakan terkesan membosankan dan membingungkan.
Field trip merupakan pesiar (ekskursi) yang digunakan oleh para peserta didik untuk melengkapi pengalaman belajar tertentu dan merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah (Sagala, 2006: 214). Dengan field trip sebagai metode belajar mengajar anak didik dibawah bimbingan guru mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan maksud untuk belajar. Hal ini sangat sesuai untuk meningkatkan pembelajaran menulis deskripsi karena dengan mendekatkan objek belajar dengan siswa akan lebih memudahkan siswa untuk menuangkan ide- ide ke dalam tulisan. Selain itu dengan metode ini akan membuat siswa lebih nyaman dan senang ketika pembelajaran berlangsung dan dapat melatih siswa untuk menggunakan waktu secara efektif.
Berdasarkan diskusi antara peneliti dan guru bahasa Indonesia metode field trip digunakan sebagai salah satu sarana dalam memilih judul sebagai bahan untuk penelitian “Penerapan Metode Field Trip Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Deskripsi Pada Siswa Kelas X Di SMA Muhammadiyah 3 Bancar Kabupaten Tuban Tahun Pelajaran 2011/2012”.
B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1.       Apakah penerapan metode field trip dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis deskripsi siswa kelas X SMA Muhammadiyah 3 Bancar Tahun Pelajaran 2011/2012 ?
2.       Apakah penerapan metode field trip dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis deskripsi siswa kelas X SMA Muhammadiyah 3 Bancar Tahun Pelajaran 2011/2012 ?
C.       Tujuan Penelitian
1.      Tujuan Umum
Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk memperoleh data guna membuktikan ada atau tidaknya peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis deskripsi dengan penerapan metode field trip siswa kelas X SMA Muhammadiyah 3 Bancar Kabupaten Tuban Tahun Pelajaran 2011/2012.
2.      Tujuan Khusus
Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
a.       Untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis deskripsi siswa kelas X SMA Muhammadiyah 3 Bancar melalui penerapan metode field trip.
b.      Untuk meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis deskripsi siswa kelas X SMA Muhammadiyah 3 Bancar melalui penerapan metode field trip.

D.      Manfaat Penelitian
1.      Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai :
a.       Bahan kajian dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis deskripsi.
b.      Memberikan wawasan dan pengetahuan mengenai pembelajaran menulis deskripsi.
2.      Manfaat Praktis
a.       Bagi Siswa
1)        Memberi kemudahan bagi siswa dalam menemukan ide tulisan.
2)        Menjadikan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa.
3)        Meningkatkan kemampuan menulis deskripsi siswa.
b.      Bagi Guru
1)   Mengatasi kesulitan pembelajaran menulis deskripsi yang dialami guru.
2)   Menjadi acuan bagi guru untuk membuat pembelajaran menulis deskripsi lebih kreatif dan inovatif.
c.       Bagi Peneliti/Penulis
1)   Mengaplikasikan teori yang diperoleh.
2)   Menambah pengalaman peneliti dalam penelitian yang terkait dengan pembelajaran menulis.

E.       Asumsi dan Hipotesis
1.      Asumsi
Asumsi atau anggapan dasar adalah segala kebenaran, teori, atau pendapat yang dijadikan landasan dalam suatu penelitian. Adapun yang menjadi asumsi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
“Field trip merupakan pesiar (ekskursi) yang digunakan oleh para peserta didik untuk melengkapi pengalaman belajar tertentu dan merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah”. (Sagala, 2006: 214).

Field trip sebagai salah satu metode pembelajaran juga diasumsikan  dapat meningkatkan aktivitas tersebut, terutama menulis deskripsi siswa. Deskripsi merupakan tulisan yang tujuannya memberi perincian atau detail tentang objek sehingga dapat memberikan pengaruh sensifitas dan imajinasi pembaca atau pendengar. Field trip yang merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan di luar kelas merupakan salah satu sarana untuk mendekatkan siswa dengan objek yang dituju. Hal ini dilakukan karena dalam pembelajaran menulis deskripsi perlu adanya observasi langsung pada suatu objek yang akan dijadikan sumber deskripsi. Dengan digunakan metode field trip diharapkan kemampuan menulis deskripsi siswa meningkat.
Dengan field trip sebagai metode belajar mengajar anak didik dibawah bimbingan guru mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan maksud untuk belajar. Hal ini sangat sesuai untuk meningkatkan pembelajaran menulis deskripsi karena dengan mendekatkan objek belajar dengan siswa akan lebih memudahkan siswa untuk menuangkan ide- ide ke dalam tulisan. Selain itu dengan metode ini akan membuat siswa lebih nyaman dan senang ketika pembelajaran berlangsung dan dapat melatih siswa untuk menggunakan waktu secara efektif.
2.      Hipotesis
Dengan digunakannya metode field trip dalam pembelajaran menulis deskripsi akan membantu siswa dalam kegiatan menulis deskripsi sehingga dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis deskripsi.
Dengan demikian, dapat dirumuskan hipotesis bahwa penggunaan metode field trip dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis deskripsi siswa kelas X SMA Muhammadiyah 3 Bancar Kabupaten Tuban Tahun Pelajaran 2011/2012.
F.        Spesifikasi Variabel dan Definisi Operasional
1.      Spesifikasi Variabel
a.       Variabel bebas
Penulis/peneliti menggolongkan dalam variabel ini adalah penerapan metode field trip.
b.      Variabel terikat
Penulis/peneliti menggolongkan dalam variabel ini adalah kemampuan menulis deskripsi.
2.      Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahpahaman pengertian dan makna terhadap beberapa istilah yang dipakai dalam penelitian ini, maka diperlukan adanya batasan-batasan istilah secara teknis.
a.       Penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya.
b.      Metode Field Trip adalah suatu pengajaran di lakukan dengan jalan mengajak anak-anak keluar kelas untuk dapat memperlihatkan hal-hal atau peristiwa yang ada hubungannya dengan bahan pelajaran.
c.       Kemampuan menulis adalah kesanggupan seseorang untuk melakukan menulis yang baik dan benar.
d.      Deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang hidup dan berpengaruh. Karangan deskripsi berhubungan dengan pengalaman pancaindera seperti penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasaan. Deskripsi memberikan suatu gambaran tentang suatu peristiwa atau kejadian dan masalah. Untuk menulis suatu deskripsi yang baik seseorang pengarang harus dekat kepada objek dan masalah dengan semua pancaindera (Parera, 1993: 5).



BAB II
LANDASAN TEORI

A.      Kemampuan Menulis
1.      Definisi Menulis
Untuk mengemukakan pengertian menulis, kita perlu mengkaji beberapa pengertian menulis yang telah dikemukakan oleh para ahli dalam bidangnya. Menulis merupakan proses, yaitu proses penulisan dengan melakukan kegiatan beberapa tahap, yakni tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap revisi.
Seperti yang dikatakan oleh H.G. Tarigan (dalam Suriamiharja dkk. 1983) bahwa menulis ialah :
“... menurunkan atau melukiskan lambing grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang – lambang grafik tersebut kalau mereka memehami bahasa dan gambar grafik tersebut”.
Menulis adalah menyampaikan ide atau gagasan dan pesan dengan menggunakan lambang grafik (tulisan). Tulisan adalah suatu system komunikasi manusia yang menggunakan tanda-tanda yang dapat dibaca atau dilihat dengan nyata. Tarigan (dalam Agus Suriamiaharja, 1996 : 1), mengembangkan bahwa : “Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang – lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipakai oleh seseorang, sehinga orang lain dapat membaca lambang – lambanga grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut “. Sedangkan Robert Lodo (dalam Suriamiaharja, 1996 : 1), mengatakan bahwa : “Menulis adalah menempatkan simbol – simbol grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dimengerti oleh seseorang, kemudian dapat dibaca oleh orang lain yang memahami bahasa tersebut beserta simbol – simbol grafiknya”. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah kemampuan seseorang dalam melukiskan lambang – lambang grafik untuk menyampaikan ide atau gagasan yang dapat dimengerti oleh orang lain .
Mengemukakan gagasan secara tertulis tidaklah mudah. Agar mudah, penulis dituntut mempunyai kemampuan berpikir yang memadai dan berbagai aspek lainnya, misalnya : penguasaan materi tulisan, pengetahuan bahasa tulis, motivasi yang kuat, dan adanya pembelajaran dari seorang guru atau instruktur agar tujuan yang diharapkan tercapai.
2.      Definisi Kemampuan Menulis
Kemampuan adalah kesanggupan seseorang unruk melakukan sesuatu. Menulis merupakan salah satu kegiatan keterampilan berbahasa dari empat keterampilan berbahasa yang harus sesuai dengan kaidah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dan dapat dievaluasi secara obyektif karena berbentuk konkrit. Dengan demikian, kemampuan menulis adalah kesanggupan seseorang untuk melakukan menulis yang baik dan benar.
Dengan demikian, kemampuan menulis lebih banyak diperoleh dari pengalaman berulang-ulang melalui struktur dan proses meskipun sedikit banyak berperan juga faktor bakat.
3.      Tujuan Menulis
Seseorang melakukan kegiatan menulis pasti mempunyai tujuan. Tujuannya bervariasi. Secara garis besar, Tarigan (1994:23) mengemukakan tujuan menulis sebagai berikut :
a.       Memberitahukan atau mengajar, yang disebut wacana informatif.
b.      Meyakinkan atau mendesak, yang disebut wacana persuasif.
c.       Menghibur atau menyenangkan yang mengandung tujuan estetik disebut wacana kesastraan.
d.      Mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat disebut wacana ekspresif.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa menulis mengandung tujuan untuk melatih diri siswa/mahasiswa/seseorang memiliki kompetensi menulis untuk menyampaiakan pendapat, gagasan, dan perasaannya. Selain itu, tujuan menulis adalah untuk menyampaikan maksud atau sesuatu kepada orang lain/pembaca. Oleh karena itu, kegiatan menulis akan menghasilkan beragam jenis tulisan sesuai dengan maksud dan tujuan penulis.


4.      Manfaat Menulis
Menulis merupakan kegiatan yang memiliki manfaat bagi diri penulis ataupun bagi orang lain.
Seorang penulis dalam menulis harus memiliki keterampilan menyerap, mencari, dan menguasai informasi yang berhubungan dengan topik tulisan sehingga dengan wawasan itu pembaca menjadi ketagihan membbaca tulisannya karena pembaca merasa puas. Hal-hal itulah yang menyebabkan kegiatan menulis merupakan sesuatu yang sangat sulit sehingga siswa kurang berminat untuk dapat menulis dengan baik dan benar.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dilihat berbagai manfaat manulis, yaitu :
a.       Sebagai alat komunikasi
b.      Dapat membantu kepada kita menjelaskan pikiran-pikiran kita
c.       Dapat menggali dan mengembangkan kemampuan/kompetensi seseorang untuk mengembangkan potensi dan gagasannya.
d.      Dengan menulis seseorang lebih mudah memecahkan permasalahan karena terbiasa berpikir secara sistematis dan dapat berbahasa secara tertib dan teratur
B.       Jenis-jenis Tulisan
Menurut Semi (1993: 5) terdapat empat bentuk pengembangan tulisan yaitu narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi. Sementara itu, Keraf (1981: 6-7) membagi karangan atau wacana menjadi lima jenis berdasarkan tujuan umum yang tersirat dibalik wacana tersebut, yaitu eksposisi, argumentasi, persuasi, deskripsi, dan narasi.
  1. Narasi
Menurut Semi (1993: 32) narasi merupakan bentuk tulisan yang bertujuan menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan karangan dan tulisan yang bersifat menyejarah sesuatu berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu. Narasi mementingkan urutan kronologis suatu peristiwa, kejadian, dan masalah (Parera, 1993: 5). Narasi bisa berisi fakta, bisa pula fiksi atau rekaman yang direka-reka atau dikhayalkan oleh pengarangnya saja yang berbentuk fakta contohnya biografi, autobiografi, kisah-kisah sejati. Sedangkan yang berbentuk fiksi antara lain novel, cerpen, cerbung (Murahimin, 1999: 97).
  1. Deskripsi
Deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang hidup dan berpengaruh. Karangan deskripsi berhubungan dengan pengalaman pancaindera seperti penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasaan. Deskripsi memberikan suatu gambaran tentang suatu peristiwa atau kejadian dan masalah. Untuk menulis suatu deskripsi yang baik seseorang pengarang harus dekat kepada objek dan masalah dengan semua pancaindera (Parera, 1993: 5).
  1. Eksposisi
Eksposisi merupakan tulisan yang bertujuan menjelaskan atau memberikan informasi tentang sesuatu (Semi, 1993: 36). Dalam hal wacana eksposisi, yang dipaparkan itu adalah buah pikiran atau ide, perasaan atau pendapat penulisnya untuk diketahui orang lain. Oleh karena itu, terlebih dahulu haruslah ada suatu hal, suatu buah pikiran, atau suatu isi hati, atau suatu pendapat yang akan kita ungkapkan.
  1. Argumentasi
Argumentasi merupakan satu bentuk karangan eksposisi yang khusus. Pengarang argumentasi berusaha untuk meyakinkan atau membujuk pembaca atau pendengar untuk percaya dan menerima apa yang dikatakan, dalam hal ini selalu membutuhkan pembuktian dengan objektif dan menyakinkan. Pengarang dapat mengajukan argumennya berdasarkan 1) contoh-contoh, 2) analogi, 3) akibat ke sebab, 4) sebab akibat dan 5) pola-pola deduktif (Parera, 1993: 6).
  1. Persuasi
Persuasi merupakan bentuk tulisan ynag menyimpang dari argumentasi. Hal ini disebabkan dalam persuasi terdapat usaha untuk membujuk dan menyakinkan pembaca didasarkan pada kelogisan pembuktian fakta-fakta yang disajikan.
C.       Hakikat Deskripsi
Deskripsi berasal dari kata decription yang berarti uraian atau lukisan. Arti deskripsi menurut Keraf (1981: 93) merupakan sebuah bentuk tulisan yang bertahan dengan usaha para penulis untuk memberikan perincianperincian dan objek yang sedang dibicarakan. Kata deskripsi berasal dari kata Latin describera yang berarti menulis tentang atau membeberkan sesuatu hal, sebaliknya kata deskripsi dapat diterjemahkan menjadi pemerian yang berasal dari kata peri-memerikan yang berarti melukiskan sesuatu hal.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Sumarlam (2003: 210) wacana deskripsi pada dasarnya berupa rangkaian tuturan yang memaparkan atau melukiskan sesuatu baik berdasarkan pengalaman maupun pengetahuan penuturnya. Tujuan yang ingin dicapai oleh wacana ini adalah tercapainya pengalaman yang agak imajinatif terhadap sesuatu, sehingga pembaca atau pendengar merasa seolah-olah ia mengalami atau mengetahuinya secara langsung. Sedangkan dalam Menulis Efektif deskripsi adalah tulisan yang tujuannya memberikan perincian atau detail tentang objek sehingga dapat memberi pengaruh pada sensitivitas dan imajinasi pembaca atau pendengar. Bagaimana mereka ikut melihat atau mendengar merasakan atau mengalami sendiri secara langsung objek tersebut (Semi, 1993: 42).
Interpretasi penulis dalam wacana deskripsi sangat kuat pengaruhnya. Kemunculan wacana deskripsi hampir selalu menjadi bagian dari wacana yang lain. Objek yang dipaparkan dalam wacana deskripsi misalnya tetang sketsa pemandangan, perwatakan, suasana ruang dll. Semi (1993: 42) menyatakan beberapa ciri tanda penulisan atau karangan deskripsi yaitu:
a.       Deskripsi lebih berupaya memperlihatkan detail atau perincian tentang objek.
b.      Deskripsi lebih bersifat memberi pengaruh sensitivitas.
c.       Deskripsi disampaikan dengan gaya memikat dan dengan pilihan kata (diksi) yang menggugah.
d.      Deskripsi lebih banyak memaparkan tentang sesuatu yang dapat didengar, dilihat, dan dirasakan sehingga objeknya pada umumnya benda, alam, warna, dan manusia.
e.       Organisasi penyampaian lebih banyak menggunakan susunan paparan terhadap suatu detail.
D.      Hakikat Menulis Deskripsi di Sekolah
1.      Hakikat Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hal atau tujuan, bukan hanya mengingat melainkan juga mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan merupakan perilaku. Belajar sebagai suatu proses yang komplek dan berkesinambungan memiliki unsur- unsur dinamis di dalamnya, antara lain :
a.       Motivasi Siswa
Motivasi merupakan dorongan seseorang untuk melakukan suatu perbuatan atau tindakan. Motivasi belajar dapat bersumber dari siswa dan rangsangan dari luar siswa.
b.      Bahan Belajar
Bahan belajar merupakan hal yang diajarkan kepada siswa. Dalam menentukan bahan belajar guru harus memperhatikan dan menyesuaikannya dengan tujuan belajar.
c.       Alat Bantu Belajar
Alat bantu belajar dapat disebut alat peraga atau media belajar. Media belajar merupakan peralatan yang digunakan selama proses belajar supaya proses tersebut dapat berjalan dengan baik.
d.      Suasana Belajar
Suasana belajar merupakan kondisi yang tercipta selama proses belajar. Suasana sangat mendukung keberhasilan belajar siswa dan dapat menimbulkan motivasi siswa.
e.       Kondisi Subjek Belajar
Kondisi subjek belajar tidak lain adalah siswa itu sendiri. Kondisi siswa turut membantu keberhasilan pembelajaran mengingat dalam proses pembelajaran terdapat tiga hal pokok yakni input, proses, dan output.
                        Sedangkan pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru (Sagala, 2006: 61). Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan sebuah respon terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subjek khusus dari pendidikan.
2.      Tujuan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia akan memberikan peranan yang kuat bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Secara umum tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang tercantum dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) sebagai berikut:
a.       Peserta didik menghargai dan membanggakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan (nasional) dan bahasa negara.
b.      Peserta didik memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan.
c.       Peserta didik memiliki kemampuan intelektual, kematanganemosional, dan kematangan sosial.
d.      Peserta didik memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan menulis).
e.       Peserta didik mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
f.       Peserta didik menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
3.      Pembelajaran Menulis
Dalam pembelajaran menulis guru harus dapat membuat siswa mampu mengungkapkan gagasan yang terdapat dalam benaknya dalam bentuk tulisan dengan menggunakan tanda baca, struktur ejaan yang benar, serta kalimat yang runtut yang akan menghasilkan paragraf yang baik.
4.      Pembelajaran Menulis Deskripsi
Menulis merupakan suatu aspek yang harus diajarkan kepada siswa yang terangkum dalam mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
Di dalam kurikulum saat ini untuk kelas X ada beberapa keterampilan menulis yang harus dikuasi oleh siswa, baik menulis dalam ranah kebahasaan maupun dalam ranah sastra. Salah satu kemampuan menulis yang harus dikuasai siswa kelas X adalah menulis deskripsi. Dalam silabus mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Kompetensi Dasar yang harus dikuasai oleh siswa tentang menulis deskripsi yang berbunyi: Menulis Hasil Observasi Dalam Bentuk Paragraf Deskripsi. Kompetensi ini berada di semester I bersama kemampuan menulis narasi dan eksposisi.
E.       Hakikat Metode Pembelajaran
Metodologi adalah tata cara memudahkan sehingga dalam proses belajar-mengajar perlu dicapai dan dikembangkan oleh guru (Nababan, 1993: 3). Oleh karena itu, dalam belajar bahasa perlu dikembangkan metodologi pengajaran bahasa secara cermat sesuai dengan kebutuhan, situasi, dan kondisi siswa. Metodologi dalam pengajaran bahasa mengacu pada prosedur dan aktivitas yang akan digunakan untuk mengajarkan silabus agar memudahkan dalam mengajar bahasa. Seorang guru selalu berusaha menggunakan metode mengajar yang paling efektif dan memakai alat atau media yang terbaik.
Pelaksanaan pembelajaran bahasa sangat dipengaruhi oleh pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru. Pendekatan sangat berpengaruh terhadap penentuan tujuan pembelajaran, metode dan teknik apa yang digunakan. Istilah pendekatan, metode, dan teknik sering dipakai secara tumpang tindih. Metode pembelajaran tidak ada yang sempurna. Setiap metode selalu memiliki kekurangan dan kelebihan. Meskipun selalu banyak dilakukan penelitian dan eksperimen yang diadakan mengenai metode-metode mana yang paling efektif, tetapi masih tetap sulit untuk membuktikan secara ilmiah metode mana yang paling baik (Nababan, 1993: 150-151).
Kadang-kadang dalam proses belajar siswa perlu diajak ke luar sekolah, untuk meninjau tempat-tempat atau objek yang lain. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis deskripsi adalah field trip.
Menurut Sagala (2006: 214) field trip adalah pesiar yang dilakukan oleh para peserta didik untuk melengkapi pengalaman belajar tertentu dan merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah. Dengan field trip sebagai metode belajar mengajar, anak didik di bawah bimbingan guru mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan maksud untuk belajar.
Adapun tujuan teknik ini adalah dengan melaksanakan field trip diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari objek yang dilihatnya, dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang serta dapat bertanggung jawab. Mungkin dengan jalan demikian mereka mampu memecahkan persoalan yang dihadapi dalam pembelajaran (Roestiyah, 2001:85).
Adapun menurut Roestiyah (2001: 87) keunggulan metode field trip sebagai berikut:
a.       Siswa dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan petugas pada objek karyawisata itu, serta mengalami dan menghayati langsung apa pekerjaan mereka.
b.      Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para petugas secara individu maupun secara kelompok dan dihayati secara langsung yang akan memperdalam dan memperluas pengalaman mereka.
c.       Dalam kesempatan ini siswa dapat bertanya jawab, menemukan sumber informasi yang pertama untuk memecahkan segala persoalan yang dihadapi.
d.      Dengan objek yang ditinjau itu siswa dapat memperoleh bermacam-macam pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi.

Agar penggunaan teknik karya wisata dapat efektif, maka pelaksanaannya perlu memeperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:
(a)    Persiapan Dimana guru perlu menetapkan tujuan pembelajaran dengan jelas, mempertimbangkan pemilihan teknik, menghubungi pemimpin obyek yang akan dikunjungi untuk merundingkan segala sesuatunya, penyusunan rencana yang masak, membagi tugas-tugas, mempersiapkan sarana, pembagian siswa dalam kelompok, serta mengirim utusan,
(b)   Pelaksanaan karya wisata, dimana pemimpin rombongan mengatur segalanya dibantu petugas-petugas lainnya, memenuhi tata tertib yang telah ditentukan bersama, mengawasi petugas-petugas pada setiap seksi, demikian pula tugas-tugas kelompok sesuai dengan tanggungjawabnya, serta memberi petunjuk bila perlu,
(c)    Akhir karya wisata, pada waktu itu siswa mengadakan diskusi mengenai segala hal hasil karya wisata, menyusun laporan atau paper yang memuat kesimpulan yang diperoleh, menindaklanjuti hasil kegiatan karya wisata seperti membuat grafik, gambar, model-model, dan lainnya.
Dapat disimpulkan bahwa kelebihan yang dimiliki metode field trip menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran, membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat dan pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.






BAB III
METODE PENELITIAN

A.      Rancangan Penelitian
Adapun rancangan yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah berbentuk Penilaian Tindakan Kelas (PTK).
Penilaian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas (Suhardjono dalam Arikunto, 2007: 58). PTK memiliki ciri khusus yang membedakan dengan jenis penelitian lain. Berkaitan dengan ciri khusus tersebut, Suharsimi Arikunto, dkk. (2007: 62) menjelaskan ada beberapa karakteristik PTK tersebut, antara lain: (1) adanya tindakan yang nyata yang dilakukan dalam situasi yang alami dan ditujukan untuk menyelesaikan masalah, (2) menambah wawasan keilmiahan dan keilmuan, (3) sumber permasalahan berasal dari masalah yang dialami guru dalam pembelajaran, (4) permasalahan yang diangkat bersifat sederhana, nyata, jelas, dan penting, (5) adanya kolaborasi antara praktikan dan peneliti, (6) ada tujuan penting dalam pelaksanaan PTK, yaitu me ningkatkan profesionalisme guru, ada keputusan kelompok, bertujuan untuk meningkatkan dan menambah pengetahuan.
Prinsip utama dalam PTK adalah adanya pemberian tindakan yang diaplikasikan dalam siklus-siklus yang berkelanjutan. Siklus yang berkelanjutan tersebut digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis. Dalam siklus tersebut, penelitian tindakan diawali dengan perencanaan tindakan (planing). Tahap berikutnya adalah pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting) (Suharsimi, Arikunto dkk., 2007: 104). Keempat aspek tersebut berjalan secara dinamis. PTK merupakan penelitian yang bersiklus. Artinya, penelitian ini dilakukan secara berulang dan berkelanjutan sampai tujuan penelitian dapat tercapai. Secara jelas, langkah- langkah tersebut digambarkan sebagai berikut:
B.       Tempat dan Waktu Penelitian
1.      Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 3 Bancar secara khusus, penelitian dilakukan di kelas X SMA Muhammadiyah 3 Bancar, kkarena permasalahan yang muncul didalamnya terkait dengan pembelajaran menulis deskripsi.
2.      Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai bulan Maret sampai Agustus 2012.
C.       Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Muhammadiyah 3 Bancar.
D.      Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
1.      Tahap Perencanaan Penelitian
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah :
a.       Melakukan survei awal tentang pembelajaran menulis deskripsi di kelas X SMA Muhammadiyah 3 Bancar.
b.      Mengidentifikasi masalah pembelajaran menulis deskripsi yang terdapat di kelas X SMA Muhammadiyah 3 Bancar.
c.       Menganalisis masalah secara mendalam dengan mengacu pada teori-teori yang relevan.
d.      Menyusun bentuk tindakan yang sesuai untuk mengatasi permasalahan yang di temukan dengan memanfaatkan metode field trip pada siklus pertama dan kedua.
e.       Menyusun jadwal penelitian dan rancangan pelaksanaan tindakan.
f.       Menyusun lembar observasi dan lembar evaluasi kerja siswa yang berupa rubrik penilaian hasil kerja siswa berupa tulisan deskripsi.
2.      Tahap Pelaksanaan Tindakan
Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis deskripsi pada siswa kelas X SMA Muhammadiyah 3 Bancar melalui pengoptimalan pemanfaatan metode field trip. Setiap tindakan menunjukkan peningkatan indikator tersebut yang dirancang dalam satu siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, serta (4) analisis dan refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus.
1)        Rancangan Siklus I
a.     Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan guru menyusun:
                                              1.          Perangkat pembelajaran, berupa penentuan kompetensi dasar yang akan dicapai.
                                              2.          Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai berikut:
-          Guru membuka pelajaran.
-       Guru memberikan apersepai mengenai pengetahuan siswa terhadap macam-macam paragraf untuk mengetahui skemata mereka.
-       Guru memberikan materi tentang tulisan deskripsi.
-       Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang sedang diajarkan.
-       Guru bersama dengan siswa melakukan field trip ke suatu tempat yang telah ditentukan.
-       Guru membagikan lembar kerja dan menugaskan siswa untuk menulis deskripsi berdasarkan hasil observasi.
    1. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini dilakukan dengan melaksanakan Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah direncanakan. Pada siklus I, direncanakan satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 X 45 menit, begitu juga dengan siklus II. Tahap ini dilakukan bersamaan dengan tahap observasi.
    1. Tahap Observasi
Tahap ini dilakukan dengan mengamati dan menginterpretasi aktivitas pemanfaatan metode field trip pada proses pembelajaran (aktivitas guru dan siswa) maupun pada hasil pembelajaran menulis deskripsi yang telah dilaksanakan untuk mendapatkan data tentang kelebihan dan kekurangan pelaksanaan tindakan. Pengamatan difokuskan pada situasi pelaksanaan pembelajaran, kegiatan yang dilakukan guru, dan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Dalam kegiatan ini, peneliti bertindak sebaga partisipan pasif yang melakukan pengamatan dari bangku paling belakang melalui pedoman observasi yang telah dibuat. Sesekali, peneliti berada di depan kelas untuk mengambil gambar sebagai dokumentasi. Setelah itu, peneliti berdiskusi dengan guru mengenai hasil akhir tindakan serta menyusun rancangan tindakan berikutnya.
    1. Tahap Analisis dan Refleksi
Pada tahap ini, dilakukan analisis hasil observasi dan interpretasi sehingga diperoleh kesimpulan hal-hal yang perlu diperbaiki atau disempurnakan dan yang telah memenuhi target. Analisis dilakukan dengan meninjau kembali hasil observasi dan interpretasi terhadap tindakan yang telah dilakukan. Selanjutnya, dilakukan refleksi untuk mengetahui beberapa kekurangan yang muncul dalam pelaksanaan tindakan tersebut. Setelah itu, guru dan peneliti berdiskusi untuk menentukan tindakan yang harus dilakukan untuk mengatasi kekurangan yang muncul sekaligus sebagai langkah perbaikan pada pembelajaran berikutnya.
2). Rancangan Siklus II
Siklus II dilakukan dengan tahapan-tahapan seperti pada siklus I, yaitu tahap pelaksanaan, observasi, serta analisis dan refleksi. Akan tetapi, didahului dengan perencanaan ulang berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh pada siklus I (refleksi) sehingga kekurangan yang terjadi pada siklus I tidak terjadi pada siklus II.
3.  Tahap Penyusunan Laporan
Tahap ini dilaksanakan setelah penelitian selesai dilakukan. Peneliti menyusun laporan mengenai keberhasilan metode field trip dalam meningkatkan kualitas pembelajaran menulis deskripsi di kelas X SMA Muhammadiyah 3 Bancar berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan.
E.       Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
  1. Observasi
Observasi yaitu dengan melakukan pengamatan proses pembelajaran menulis deskripsi untuk melihat perkembangan sebelum dan sesudah dilakukan tindakan. Observasi terhadap guru difokuskan pada kemampuan guru dalam mengelola kelas serta merangsang keaktifan siswa dalam pembelajaran yang sedang berlangsung. Sementara itu, observasi terhadap siswa difokuskan pada keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis deskripsi melalui metode field trip.
  1. Wawancara
Wawancara yaitu dengan melakukan wawancara terhadap guru dan sejumlah siswa untuk mengetahui pendapat mereka tentang proses pembelajaran menulis deskripsi dengan metode field trip, kesulitan yang dihadapi serta informasi lain yang dibutuhkan peneliti.
  1. Tes
Tes yaitu dengan memberikan tugas kepada siswa untuk menulis karangan deskripsi sebelum dan sesudah adanya tindakan pemakaian metode field trip.
  1. Angket
Angket yaitu dengan membagikan lembar berisi beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan variable penelitian yang dilaksanakan. Teknik ini digunakan untuk mengambil data yang berjumlah banyak dan tidak memungkinkan melakukan wawancara kepada setiap siswa.
F.        Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan sata agar pekerjaan lebih baik, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan oleh peneliti adalah tes praktek lapangan dengan membuat karangan hasil observasi ditulis pada lembar kerja siswa. Kemudian guru memberi skor (penilaian) dengan ketentuan yang sudah ditentukan sebelunya.
G.      Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kritis. Teknik tersebut mencakup kegiatan mengungkapkan kelebihan dan kekurangan kerja siswa dan guru dalam proses belajar-mengajar yang terjadi di dalam kelas selama penelitian berlangsung. Hasil analisis digunakan untuk menyusun rencana tindakan kelas berikutnya sesuai dengan siklus yang ada. Analisis dilakukan oleh guru dan

0 komentar:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More