Sambut mentari
penuh kasih dengan senyummu
Sambut senja
membahana di atas gunung dengan santunmu
Lembut angin
berhilir di muara batin melihat lembut tutur sapamu
Dalam merangkul
beban dalam tetesan sejuk embun meraup dalam rangkulanmu
Untuk Pak SBY
yang terkasih.....
Ku tulis puisi
ini tidak hanya sekedar aku hanya abdi yang berharap asihmu
Ku teteskan
keringat dalam racikan tinta ini penuh cinta kasih
Tidak sekedar
memelas dan merongrong batinmu
memohon dengan penuh pedih
Tapi ketika kau di atas sana berdiri memimpin,
gerakan tanganmu memimpin paduan
suara nan lantang
Adakah sedikit
lagu itu untuk rakyatmu ini hanya
sekedar melepas lelah dan dahaga mengumpulkan koin untuk jalan istana,
gedung-gedung dan perut-perut rombongan paduan suaramu
Hanya lagu
pelipur lara Pak SBY...tidak lebih...
Sekedar
penghibur dan penghangat di malam musim dingin ini anak-anak butuh ninak bobok
untuk tidur dipinggir jalanan......
Hanya lagu peneduh batin Pak SBY....
Sekedar
penghibur dan peneduh untuk nenek-nenek yang berserakan di bawah jembatan
bagaikan bangkai yang bernyawa......
Hanya lagu
pembenam dahaga Pak SBY...
Sekedar pereda
dahaga, pengganjal tenggorokan dan butung pengemis seminggu tanpa minum dan
makan.....
Pak SBY yang
terkasih....kami tak butuh lagu pesta paduan suaramu......
Rembang,
2 Maret 2012 (21.00)
0 komentar:
Post a Comment