Sunday 1 July 2012

Dilema BOS



Selain dampak positif yang sangat besar, Pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS) ternyata juga memiliki sisi negatif. Sisi negatif tersebut dapat dilihat semakin menjamurnya pendidikan dasar (SD/MI), dan pendidikan menengah (SMP/MTs), hal ini secara tidak langsung menjelaskan kepada mata kita bahwa tugas Pendidikan khususnya SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA tidak lagi hanya sekedar mencerdaskan kehidupan bangsa tetapi juga sudah menjadi sebuah komoditi untuk mencari keuntungan individu bahkan kelompok. Hal ini  dapat kita lihat sebagai contoh di Kecamatan Sedan, sebuah kecamatan yang terdiri dari 21 desa dengan rata-rata penduduk 800 kepala keluarga masing-masing  desa memiliki dua lembaga pendidikan dasar yaitu SD dan MI, kecamatan Sedan sendiri juga memiliki  lembaga pendidikan menengah yang melebihi rata-rata yaitu 2 SMPN, 7 MTs, 1 SMKN, 1 SMK Kehutanan, dan 3 MA kesemua lembaga pendidikan tersebut masih perlu dipertanyakan tentang  8 Standar Pendidikan Nasional yang digariskan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 yaitu Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan Pendidikan, Standar Pembiayaan Pendidikan, dan Standar Penilaian Pendidikan. Apakah ini jaminan lembaga tersebut mampu mencerdaskan kehidupan bangsa?, ataukah hanya sekedar trade merk komoditas sosial dan keuntungan finansial.  
Bahkan di Tahun Pelajaran 2012/2013 ini akan berdiri lagi sebuah MA, belum lagi tahun-tahun berikutnya apalagi jika SMA/MA sudah masuk ke dalam program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) mungkin tiap RT akan ada lembaga pendidikan.  Sebenarnya apa latar belakang mereka mendirikan lembaga pendidikan? ini yang perlu kita pelajari, dan  sebagai pertanyaan untuk memilah lembaga pendidikan yang terbaik untuk adik-adik dan anak-anak kita.
Seharusnya lembaga pendidikan, cukup sedikt saja tetapi semua masyarakat ikut menjadi bagian dari lembaga pendidikan tersebut agar bisa saling mengawasi kualitas dan kuantitas dengan benar-benar berniat mencerdaskan kehidupan bangsa.  Hal ini akan lebih efektif khususnya jika ada peserta didik yang kurang mampu dan kita memberlakukan subsidi silang maka semuanya akan terasa ringan dan tidak saling memberatkan.




Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More